Article Detail
Dari Pemulihan Pembelajaran Menuju Transformasi Sistem Pendidikan
Pendidikan berangsur-angsur menuju normal baru dengan mulai dibukanya sekolah-sekolah secara masif. Ketika dunia mulai memasuki pemulihan pendidikan yang secara global terganggu hampir tiga tahun terakhir, kesempatan ini juga mendorong perlunya mentransformasi sistem pendidikan untuk membawa pendidikan ke arah yang lebih baik guna menjawab tantangan masa depan.
Ada keadaan darurat pendidikan global, yang diperparah akibat gangguan terbesar terhadap pendidikan dalam sejarah yang dipicu oleh pandemi Covid-19. Pandemi ini memperdalam krisis inklusi, kualitas, dan relevansi yang sudah ada sebelumnya. Menurut perkiraan baru yang dirilis oleh Institut Statistik UNESCO (UIS) dan Laporan Pemantauan Pendidikan Global (GEM), hanya sekitar setengah dari semua anak dan remaja yang siap untuk masa depan.
Sekitar 244 juta anak dan remaja di seluruh dunia masih putus sekolah. Ada krisis dalam pembelajaran dasar, yaitu keterampilan membaca dan berhitung di kalangan pelajar muda. Diperkirakan 60 persen anak-anak di seluruh dunia tidak dapat membaca dan memahami teks sederhana pada usia 10 tahun. Survei baru oleh UNESCO, Unicef, Bank Dunia, dan OECD menemukan bahwa seperempat negara belum mengumpulkan informasi tentang anak-anak yang telah dan belum kembali ke sekolah sejak pandemi dimulai.Dalam konteks ini, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB (SDGs) tentang pendidikan berkualitas untuk semua pada 2030 berisiko tidak tercapai. Pada saat yang sama, konsultasi global yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan lebih dari satu juta pemangku kepentingan yang dipimpin oleh UNESCO tentang Masa Depan Pendidikan telah menunjukkan kebutuhan mendesak untuk menyesuaikan pendidikan dengan tantangan baru abad ini. Untuk merespons disrupsi iklim, revolusi teknologi, kebangkitan konflik, dan kesenjangan sosial, pendidikan juga harus ditransformasi.
-
there are no comments yet