Article Detail

Lebak, The Land Of Dynasties

Selama puluhan Tahun, Lebak tak lebih dari sekedar sarang dinasti politik dan sarang praktik elite pemerintahan. Di masa setiap menjelang pergantian pemimpin, Lebak adalah potret bagaimana Dinasti mempertahankan atau bahkan memperluas cakupan monopoli kekuasaan.

Mumpung sedang berkuasa, Dinasti Lebak menjelma menjadi Mafia Tanah dan Mafia Politik. Kiprahnya 20 Tahun berkuasa telah sukses menguasai dimensi perpolitikan di Lebak. Kekuasaan dinasti di Lebak bertransformasi melalui kekuatan dan jaringan politik yaitu kelompok-kelompok yang bisa mempengaruhi pilihan masyarakat Lebak, dari mulai partai sampai tukang ingkar janji elite politiknya.

Sekarang masyarakat sudah menjerit akibat sikap rakus dan kebiadabannya selama berkuasa, tidak hanya politik, namun tanah-tanah rakyat pun dirampas demi bisnis dan suksesi membuat negara sendiri (The Land Of Dynasties) di Lebak.

Kasus Tanah rakyat di Margatirta dirampas dengan paksa, bahkan lebih mahal harga rokok dibanding harga tanah rakyat. Perampasan tanah rakyat di Margatirta, di Cilograng, di Cileles adalah contoh kecil feodalisme itu nyata berkonspirasi antara penguasa dengan pengusaha.

Rakyat Lebak mau apa sekarang..?

Mau terus jadi penonton dengan rintihan perut yang lapar dan tanah hanya cukup untuk mengubur diri menunggu kematian dari proyek Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Saya selalu ingin bernegosiasi dengan rakyat Lebak sebagai tanggung jawab moral, Ya tanggungjawab paling minimum orang yang berpengetahuan adalah menyebarkan kesadaran. 

Semoga rakyat Lebak bukan saja jadi peratap nasib, namun jadi manusia yang bisa berpikir dan mampu menentukan sebuah pilihan bagi Lebak kedepan.

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment