Article Detail
Makna Emoticon pada Generasi yang Berbeda
Pada generasi baby boomers atau mereka yang lahir pada tahun 1940-an hingga 1960-an, sudah tidak asing dengan surat-menyurat sebagai sarana atau media komunikasi. Dalam hal ini komunikasi dilakukan dengan keterbatasan ruang dan waktu. Pengirim surat dan penerima surat berada di lokasi yang tidak mungkin berdekatan. Untuk lama waktu surat diterima bisa berhari-hari hingga berminggu-minggu, tergantung pada jarak lokasi antar pengirim dan penerima. Hal lain yang membuat rumit adalah surat yang ditulis pada kertas harus dimasukkan ke dalam amplop, kemudian ditempel dengan prangko agar dapat dikirim melalui kantor POS.
Pada tahun 1971, Ray Tomlinson adalah orang pertama yang mengirim pesan secara elektronik, sebagai pengganti surat cetak. Namun pada saat itu istilah e-Mail (electronic mail) masih belum dikenal dan pengiriman pesan masih dilakukan antar satu jaringan komputer atau LAN (Local Area Network). Barulah pada tahun 1990-an e-Mail mulai mendunia bersamaan dengan ditemukannya internet. Pengaruh adanya internet dapat menjadikan e-Mail sebagai media alternatif dalam pengiriman pesan yang tidak terikat oleh waktu.
Teknologi semakin berkembang ketika SMS (Short Messaging Services) mulai diperkenalkan di dekade yang sama dengan maraknya pengguna e-Mail di jejaring internet. Hal ini jelas menjadi kemajuan besar dalam teknologi informasi dan komunikasi.
Di saat itu orang cenderung menggunakan SMS untuk mengirim pesan teks singkat, dan menggunakan e-Mail ketika mengirim pesan teks yang lebih panjang dan formal. Berbeda dengan e-Mail yang membutukan koneksi internet atau jaringan data, SMS justru membutuhkan jaringan operator selular dengan pulsa yang cukup untuk dapat mengirim pesan teks.
Tidak sampai disitu, perkembangan teknologi pun semakin cepat. Kaum generasi milenial sangat merasakan dampak dari perkembangan teknologi ini khususnya ketika muncul beberapa aplikasi instant messenger (pesan cepat) pada platform smartphone di era tahun 2000-an.
Kemunculan instant messenger ini mampu menggeser keberadaan SMS sebagai aplikasi pengiriman pesan singkat. Selain karena dapat mengirim file media seperti gambar, audio, dan video, instant messenger lebih diminati karena menyediakan fitur emoticon sebagai ekspresi dari bahasa teks. Bahkan jika diperhatikan aplikasi yang terpasang di smartphone jaman sekarang, bisa ditemui lebih dari satu aplikasi instant messenger seperti WhatsApp, Telegram, Facebook Messenger, Line, dan masih banyak lainnya.
Kaum generasi milenial memanfaatkan instant messenger untuk berkomunikasi dan bertukar informasi dengan menggunakan bahasa dan kosakata yang kekinian. Berbeda dengan generasi baby boomers yang sedikit lambat untuk beradaptasi dengan teknologi. Para generasi baby boomers tidak hanya dituntut untuk bisa menggunakan aplikasi instant messenger, melainkan juga harus memahami trend atau gaya bahasa dalam berkomunikasi di jaman milenial yang dimana penggunaan fitur emoticon di dalam aplikasi instant messenger tersebut bisa mewakili ekspresi dari suatu kata atau kalimat dalam pesan teks.
Hal mengenai pemahaman dalam mengartikan makna emoticon di instant messenger ini bisa dilihat pada komunikasi yang terjalin dalam suatu keluarga. Di dalam keluarga pastinya terdapat dua atau lebih generasi yang berbeda. Ambil saja contoh orang tua kita adalah generasi baby boomers dan kita sebagai generasi milenial. Pada kondisi seperti ini, kemungkinan bisa salah menanggapi makna emoticon yang dikirim orang tua dalam pesan teks di instant messenger.
Sebagai contoh emoticon bergambar dengan lingkaran mengelilingi kepala () diartikan oleh orang tua saya sebagai ekspresi pusing. Namun menurut saya emoticon tersebut lebih tepat diartikan sebagai ekspresi bersyukur, bersembah, ataupun berharap. Contoh lainnya emoticon bergambar dengan tetesan air di hidung () diartikan oleh orang tua saya sebagai ekspresi terkena flu. Namun menurut saya emoticon tersebut lebih tepat diartikan sebagai ekspresi tidur, lelah, ataupun cuek.
-
there are no comments yet