Article Detail

Pentingnya Character Building di Sekolah

Generasi bangsa ini menghadapi persoalan yang begitu kompleks baik dari segi ekonomi, pendidikan, budaya dan hal-hal lain yang mewarnainya. Berabagai persoalan ini sebenarnya berangkat dari sumber daya manusia. 

Mental generasi bangsa lah yang akan membawa apakah sebuah bangsa dibangun dengan secara terhormat, bersih atau disiplin. Kita bisa melihat negara-negara maju yang berhasil membangun metal peradaban SDM mereka yang akhirnya membawa image positif terhadap negara yang mereka tinggali. 

Negara-negara yang begitu bersih, kedisiplinan warga yang sangat tinggi, bahkan sampai tingkat kejahatan yang sangat minim. Negara-negara itu bisa dilihat seperti islandia, selandia baru, jepang, singapura, finlandia, korea selatan dsb. 

Jawaban tersebut tidak lain dan tidak bukan hanyalah melalui pendidikan. Berbicara pendidikan tidak harus harus terkait dengan sekolah formal namun meliputi formal, informal maupun non formal. 

Namun mungkinkah orang yang telah sekolah tinggi namun mental dan etika nya tidak menggambarkan sesuai dengan tingkat pendidikannya? sangat mungkin!

Jika hal itu mungkin maka yang menjadi perhatian adalah konsep pendidikan kita saat ini yang belum maksimal menitik beratkan dalam hal Character Building . 

Jadi tidak aneh jika kita akan menemukan salah satu oknum anggota DPR akan tawuran di sidang, orang-orang yang berpendidikan tinggi namun tidak peduli bahkan orang-orang yang konon diklaim dekat dengan Tuhan namun tidak toleran dengan yang lain. 

Pendidikan sekolah hanya di penuhi dengan kompetisi akademik yang akhirnya berbuah dengan nilai yang sangat memuaskan dan dapat digunakan secara sah sebagai pencapaian pendidikan yang lebih tinggi. 

Tingkat karakter dan etika memang secara abstrak dan tidak dapat di jadikan sebagai tolak ukur untuk masuk ke pendidikan tinggi. Bahkan jika di rapor tertera nilai `akhlak` 100 tidak menjamin etika dan akhlak dia juga baik.

Kemarin sebelum tulisan ini saya buat, ada ibu-bu yang menghubungi saya yang begitu saya kenal. Beberapa tahun sudah tidak pernah muncul karena menghadapi banyak persoalan keluarga setelah bercerita panjang, kami begitu terlena ngobrol hingga tidak terasa sampai tengah malam. 

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment