Article Detail

Strategi Bertahan di Tengah Badai Menggulung Start Up

LIMA tahun terakhir, usaha start up menjadi magnet bisnis yang sangat menjanjikan. Banyak pegawai negeri dan swasta yang memilih berhenti demi beralih ke usaha start up. Kini sitasi berbalik, justeru terjadi PHK besar-besaran. 

Diakui atau tidak, pandemi Covid-19 tentu mempengaruhi performa perusahan. Usai pandemi muncul fenomena kolapsnya usaha yang identik dengan bisnis digital. 

Banyak yang menyalahkan Covid-19 dan juga konflik Rusia-Ukraina. Memang bisnis global tak lepas dari situasi dunia. Namun masalah kekuatan pondasi bisnis itu sendiri menjadi penentu dari segalanya. Bisnis start up cepat tumbuh bak jamur di musim hujan tetapi cepat juga layu bak jamur di musim kemarau.

Untuk mengatasi permasalahan kemunduran organisasi kerja dan dapat memtahankan perusahaan, tentu perlu menerapkan strategi bertahan (survival). Beragam strategi bertahan yang dapat dilakukan oleh perusahaan dan berikut strategi tersebut diimplementasikan oleh perusahaan.

Organisasi bisnis bisa dikatakan pasti pernah mengahadapi situasi menurun dari segala hal, baik manajemen maupun produktivitas. Bahkan tak sedikit yang menimbulkan konflik, baik internal antar jenjang dalam perusahaan maupun eksternal antara perusahaan dengan stakeholders dan juga pasar global. 

Lippit and Schmidt (1967) menyadarkan kita tentang organisasi bisnis yang biasanya akan mengalami fase evolusi, yaitu lahir, berkembang, dan mati.

Siklus tersebut disempurnakan oleh Larry Greiner (1972) yang menyatakan bahwa tahap siklus evolusi sebuah organisasi kerja adalah empat tahap, yaitu tahap lahir, tahap perkembangan, tahap perkembangan ulang, dan tahap mati. 

Oleh karena itu, bila organisasi ingin senantiasa berkembang besar dan kuat, maka strategi dan kebutuhan organisasi harus dapat dicapai dan diuapayakan berjalan dengan baik. 

Masih terkait tumbuh kembangnya sebuah organisasi, bahwa organisasi merupakan bentuk respon atas upaya memenuhi hasil yang ingin didapatkan oleh anggotanya.

Organisasi akan bermunculan seiring dengan berkembangnya teknologi baru dimana kebutuhan organisasi terpenuhi, sebaliknya organisasi akan berubah atau bahkan mati ketika apa yang mereka produksi tidak lagi dibutuhkan atau apa yang mereka dapatkan tidak lagi bisa memenuhi kebutuhan organisasi.

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment