Article Detail

Tantangan Menumbuhkan Karakter Peserta Didik

Bagaimana potret perkembangan karakter dalam Rapor Pendidikan tahun 2021? Potret karakter dikembangkan dari elemen profil pelajar Pancasila yang terdiri dari beraklak mulia, bergotong royong, mandiri, kreatif dan bernalar kritis serta berkebinekaan global.

Indeks karakter hasil pengukuran Asesment Nasional tahun 2021 berada pada tahap berkembang. Artinya siswa terbiasa menerapkan nilai-nilai karakter pelajar pancasila yang berakhlak mulia, bergotong royong, mandiri, kreatif dan bernalar kritis serta berkebinekaan global dalam kehidupan sehari hari. Level ini masih perlu ditingkatkan sampai karakter tersebut menjadi budaya dalam lingkungan sekolah dan keluarga. Artinya peserta didik sudah mampu menghayati nilai-nilai karakter tersebut sebagai jalan kehidupan yang dijalani dengan penuh kesadaran.

Level karakter yang masih dalam tahap berkembang ini merata pada anak-anak yang berada di daerah kota (urban) dan daerah pedesaan (rural).  Mungkinkah model pengembangan karakter kita baik di daerah urban maupu di daerah rural  sama pelaksanaannya. Apakah pembentukan karakter tersebut masih secara kebetulan saja terjadi melalui pembelajaran dan pelatihan yang ada di sekolah? Ataukah pembentukan karakter tersebut sudah dilakukan by design. Artinya terencana sejak awal tahun ajaran baru sudah di patenkan karakter-karakter yang akan dikembangkan. Saya merasa bahwa pembentukan karakter di Sekolah memang belum semuanya berjalan dengan baik; belum ada perencanaan  yang tepat sejak awal tahun pelajaran, maupun selama pembelajaran di dalam kelas.

Ada beberapa gagasan agar pendidikan karakter di sekolah dapan berhasil dengan baik. Pertama  penyelenggara pendidikan harus meninggalkan budaya 'kebetulan.' Artinya pendidikan karakter tidak bisa dilakukan secara sambil lalu, harus ada perencanaan yang matang mengenai karakter yang akan dikembangkan melalui suatu kegiatan tertentu. Jika mengajarkan karakter tetap terkesan sebagai sesuatu yang kebetulan maka kita yakin bahwa aplikasinya dari siswa akan terkesan sporadis dan sesaat tidak menetap dan menjadi budaya anak-anak. Maka pendidikan karakter harus menjadi DNA nya sekolah, menjadi bagian tak terpisahkan dari kurikulum yang didesign oleh sekolah.

Bagaimana mengintegrasikan pendidikan karakter dalam kurikulum kita? Perlu dilihat dimanakah keterkaitan antara materi kurikulum yang akan diajarkan dengan nilai karakter yang akan dikembangkan? Analisis materi kurikulum secara detail dan melihat kemungkinan mengajarkan karakter melalui materi tersebut sangat diharapkan. Prof Drs. Ir. Djohan Yoga dalam seminar mengenai pendidikan karakter mengatakan bahwa mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam kurikulum tidak sulit dan tidak butuh waktu lama. Pembelajaran akan efektif kalau karakter dan akademik dapat di gabungkan. Hal ini akan menghasilkan suatu kompetensi akademik yang lebih baik. 

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment