Article Detail

LIVE IN BROMO TENGGER

LIVE IN BROMO TENGGER

Bromo, Hawa dingin menusuk tulang, segelas kopi panas tidak mampu menghangatkan badan. Inilah yang pertama kali aku alami sesaat setelah sampai di dusun Kepancen lokasi Live In kali ini. Situasi dan kondisi serupa juga dialami teman-teman yang ada di dusun Kedampul maupun Genting. Ketiga tempai ini merupakan daerah sebaran peserta live in SMA Santo Carolus Surabaya. Selama lima hari peserta didik tinggal di keluarga. Kami tiba pada tanggal 14 Januari 2019 dan meninggalkan lokasi pada hari Jumat 18 Januari 2019. Berbagai pengalaman hidup  dialami peserta, diawali sambutan hangat dari warga, mereka menerima kami apa adanya tidak membeda-bedakan. Toleransi beragama sangat terasa. Masyarakat yang rata-rata berkeyakinan Hindu dan Islam menjadi mosium hidup dalam toleransi.

Masyarakat dari ketiga dusun memiliki aktifitas yang padat kesehariannya. Berladang, berkebu. Hasil pertanian yang menjadi andalan adalah sayuran, kentang, wortel. Untuk buah-buahan sepertinya kurang cocok. Pagi-pagi peserta sudah Bersama orang tua asuhnyan masing-masing, ada yang memetiK sauran, menanam kentang, mencari rumput bahkan ada yang ke Gunung Bromo mengikuti orang tuannya untuk berjualan. Disamping berladang warga juga melakukan aktifitas lain.  Mereka biasa berjualan di Bromo. Ada yang memiliki warung makan, jualan slayer, sarung tangan dan masih banyak lagi.

Pengalaman baru didapatkan peserta, dari yang semula hampir tidak pernah terlibat dirumah. Dengan live in mereka harus melakukan sendiri. Kemandirian menjadi hal penting dalam live in kali ini. Pengalaman terlibat dalam orang tua asuh mereka menjadi titik awal berkembangnya kesadaran akan perlunya mensyukuri segala anugerah kehidupan. Meeka menyadari bahwa hidup mereka sangat beruntung. Mereka berada dalam keluarga yang berkecukupan memiliki berbagai fasilitas pendukung yang memadai, berada disekolah yang baik. Keterbatasan sarana di tempat live in tidak menjadi penghalang bagi peserta untuk bersosialisasi dengan keluarga dan warga sekitarnya. Keramahan warga menjadikan kita merasa keberadaan kita begitu dihargai. Semoga live in kali ini benar-benar mampu menjadikan peserta semakin sadar untuk memiliki semangat belarasa, daya juang, kesederhanaan dan selalu mensykuri sekecil apapun anugerah dari Tuhan. Amin  #de-en_smacarsu

LIVE IN BROMO TENGGER

LIVE IN BROMO
Probolinggo- Salah satu wujud implementasi kurikulum Cc5+ adalah Live in. Peserta didikyang terlibat langsung adalah siswa kelas XI SMA Santo Carolus Surabaya. Lokasi live on pada kesempatan ini di dusun Sumber, Randu, Punjul, Genting, dan Jurang Prahu (Bromo, Probolinggo). Kegiatan ini dilaksanakan pada Senin s.d Kamis, 13 s.d 17 Januari 2020.
Live ini merupakan program unggulan SMA Santo Carolus Surabaya.
Dimulai dari pemberangkatan dari sekolah oleh guru pendamping live in dan dilepas oleh Shita Sophianingreki,S.Pd. selaku Kepala Sekolah memberi pengukuhan dan penguatan untuk peserta didik.
Semua peserta Live in tinggal berdua dua dalam keluarga baru mereka sehingga membuat mereka lebih  merasakan kehidupan di setiap keluarga. Selama pelaksanaan semua peserta merasakan langsung keramahan masyarakat Bromo Tengger. Mereka dapat hidup dan belajar bersama tanpa ada jarak yang membedakan keladang, kebun, pasar menjadi suatu hal yang sangat bernilai. Kebersamaan merupakan suatu yang tidak dapat terlupakan.
Biarlah foto ini menjadi bukti bahwa mereka sangat menikmati live in selama lima hari. Bahkan berat rasa mereka untuk pulang di hari terakhir. Air mata menjadi saksi kesedihan mereka berpisah dengan orang tua tempat mereka tinggal di sana.
Kami merasakan cinta, kasih, dan kehangatan keluarga selama berada di dusun masing-masing.
Kami juga masih disuguhkan oleh-oleh untuk dibawa pulang ke Surbaya. Sayuran segar hasil panen mereka ditenteng dengan bahagia oleh peserta didik kami.
Terima kasih untuk 5 hari yang sangat berkesan. Lain waktu kita ketemu lagi ibu/bapak tempat kami tinggal. #deen_smacarolussby

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment