Article Detail
MEMAKNAI PANGGILAN HIDUP MEMBIARA
Memaknai
Panggilan Hidup Membiara
Surabaya, 5 November
2020
Hidup membiara oleh
masyarakan awam masih banyak yang belum dipahami. Ada Pastor, Suster, Bruder,
Frater. Manakah yang hidup Membiara?
Untuk menjawab
pertanyaan dalam pembelajaran Pendidikan FX. Moniyanto S.Th selaku pengampu
pendidikan agama mengundang Rm.
Servatius Dange SVD. Peserta dalam
PJJ pada kesempatan ini adalah siswa kelas XII IPA dan IPS yang terbagi dalam 4
kelas.
Kehadiran Romo menjadi
magnet tersendiri, karena peserta didik dapat belajar tentang hidup membiara
langsung dari pengalaman hidup yang nyata.
Dengan runtut Romo memberikan pejelasan tentang pangilan hidup membiara dan bagaimana menghidupinya.
Menurut
Romo:
•
Hidup
membiara merupakan ungkapan hidup manusia, yang secara khusus mengikuti jejak
Kristus: bermula menjadi “imam yang sedang mengadakan konsekrasi”
•
Menjadi
seorang biarawan tidaklah mudah; ada banyak kendala yang harus dihadapi; ada proses sejak seminari menengah, ada
evaluasi, apakah pantas atau tidak, layak menjadi imam atau tidak.
•
Butuh
kejujuran: Sanctitas, scientia, sapientia (3 S)
•
Ada 3
kaul yang harus dihidupi: Kesucian, kemiskinan dan ketaatan
•
Semua
panggilan hidup memiliki martabat yang sama, sama-sama luhur seperti yang
dikehendaki Allah
•
Semuanya
bermuara pada aktualisasi diri sebagai umat Allah
Menarik sekali
penjelasan diatas sehingga begitu banyak peserta didik yang penasaran dan
mengajukan pertanyaan. Salah satu pertanyaan muncul dari Natalia yang menanyakan motivasi Romo
Menjadi Biarawan. Dijelaskan
oleh oleh Rm. Servas bahwa motivasi awal yang sangat sederhana (sebagai pemicu) mampu
ditumbuhkembangkan dan senantiasa dimurnikan.
Melalui pembelajaran
ini peserta didik mendapatkan pengalaman langsung bersama dengan Romo. Disamping itu juga mampu semakin
memahami apa dan sepertiapa hidup membiara itu sehingga mereka semakin mampu
tumbuh dan berkembang menjadi pribadi-pribadi yang berintegritas tinggi. Amin.
#humassmacarolussby
-
there are no comments yet